Miskin Karena Judi

Miskin Karena Judi

miskin karena judi online

Rabu, 9 September 2020

JAKARTA - Pemerintah DKI Jakarta era Orde Baru (Orba) pernah melegalkan judi. Ajian itu dianggap langkah utama Jakarta mempercantik diri. Keuntungan perjudian membuat empunya kuasa dapat membangun banyak hal. Dari sekolah hingga rumah sakit.

Boleh jadi perjudian membawa banyak manfaat, tapi tak sedikit pula yang menganggap judi membawa banyak mudarat. Perjudian, utamanya lotere Hwa Hwee justru membawa warga Jakarta masuk kubangan kemiskinan. Harta mereka habis dan jadi gila.

Satu-satunya masalah yang membuat Jakarta gagal mempercantik diri adalah kekurangan dana. Masalah itu membuat siapa saja yang memimpin Jakarta akan kewalahan. Dana yang berikan pemerintah pusat sedikit. Sedang impian membangun Jakarta sebagai kota bak mercusuar peradaban bangsa begitu besar.

Semuanya berubah kala Ali Sadikin jadi nakhoda baru DKI Jakarta sedari 1966-1977. Ia membuat banyak gebrakan supaya Jakarta berkembang dan banyak membangun. Ia tak ingin pembangunan Jakarta terus bergantung dengan dana dari pusat. Apalagi dana yang diberikan terlampau sedikit.

Ide liar kemudian hadir. Ali ingin melegalkan judi di Jakarta. Ajian itu dipilih karena pajak perjudian pernah membuat penjajah Belanda untung besar di Batavia (kini: Jakarta). Celah aturan era Belanda yang masih berlaku di Jakarta dimanfaatnya supaya tak melanggar hukum.

Hasilnya gemilang. Ali menjadikan perjudian sebagai mesin pencetak duit. Uang hasil legalkan perjudian bejibun. Keuntungan itu membuatnya mampu mepercantik Jakarta.

Kampung diperbaiki, jalannya mulai diaspal, sekolah-sekolah bertambah, dan fasilitas kesehatan diperbaiki sebanyak-banyaknya. Namun, langkah melegalkan perjudian turut diprotes banyak pihak. Perjudian dianggap semakin memperburuk moral warga Jakarta. Sekalipun Ali berkelit judi dilegalkan terbatas kepada etnis China. Bukan warga Jakarta yang mayoritas beragama Islam.

“Bang Ali mendapat ide. Adakan (judi) lotto/Hwa Hwee untuk menyekolahkan anak-anak terlantar. Tingkatkan berbagai pajak, seperti pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. Pungut pajak judi setelah disahkan tempat perjudian, khusus buat Tionghoa.”

“Dengan dana yang diperoleh, galakkan gerakan penghijauan Jakarta. Juga adakan lokasi tersendiri bagi pelacur atau WTS (Wanita Tuna Susila) di Kramat Tunggak. Lantaran semua itu, Bang Ali dikasih cap sebagai ‘Gubernur Maksiat’ dan Nyonya Nani Ali Sadikin disebut Madame Hwa-Hwe. Namun, Bang Ali maju terus tak gentar, berbakti kepada nusa dan bangsa,” cerita Rosihan Anwar dalam buku Sejarah Kecil “Petite Histoire” Indonesia Jilid 3 (2009).

Kebijakan melegalkan judi di Jakarta memang membawa keuntungan bejibun. Namun, keuntungan itu harus dibayar mahal oleh pemerintah DKI Jakarta. Warga Jakarta banyak yang keranjingan judi. Mereka yang suka judi tak melulu etnis China, tapi suku bangsa lainnya juga.

Semua itu karena perjudian mampu menghadirkan mimpi kaya raya dengan cara mudah. Perjudian lotere Hwa Hwee, misalnya. Permainan itu mengharuskan orang-orang membeli kupon dengan mengisinya dengan angka tebakan menjanjikan kekayaan. Angka lotere akan diundi tiap malam.

Biasanya angka yang keluar ditayangkan via saluran televisi. Mereka yang mampu menebak dengan tepat akan memperoleh uang yang banyak. Mereka yang angkanya meleset mencoba menahan amarah dengan membeli kembali kupon esok hari. Harapan supaya besok lebih beruntung.

Tabiat itu membuat penjudi ketagihan. Mereka kerap mematri harapan tinggi tiap harinya dengan mengunjungi agen Hwa Hwee yang tersebar di tiap sudut Jakarta. Setiap uang yang didapat lalu dipertaruhkan lewat Hwa Hwee, alih-alih untuk memperbaiki kehidupan.

Kondisi itu membuat banyak warga Jakarta jatuh dalam kubangan kemiskinan. Kemiskinan itu membuat penjudi melanggengkan apa saja untuk mendapatkan uang berjudi. Kadang kala menjual seisi rumah, lalu yang paling ekstrem melakukan kejahatan, seperti mencuri untuk dapat berjudi.

Pemandangan miskin karena judi di Jakarta jadi potret sehari-hari selama judi legal di era Orba. Pemerintah DKI Jakarta hanya berfokus kepada keuntungan dan keberhasilan pembangunan. Namun, di lain sisi, banyak masyarakat yang harus kena getahnya jadi miskin, kemudian gila.

“Lotere Hwa Hwee ini juga sangat popular dalam pergaulan bermain saya dan banyak temapt saya yang ikut-ikutan bermain menebak lotere Hwa Hwee ini. Adapun yang cukup menyedihkan, banyak kalangan bawah yang menjadi sangat keranjingan bermaintebakan judi Hwa Hwee ini. Sehingga banyak yang jatuh miskin atau keluarganya berantakan. Bahkan ada juga yang sampai terganggu jiwanya.”

“Yah, memang taraf Pendidikan masyarakat kita masih rendah, mudah latah dan terkecoh ikut-ikutan berjudi supaya cepat kaya tanpa perhitungan yang rasional. Karena banyak tekanan dari masyarakat terutama kalangan agama atas dampak negative yang ditimbulkan lotere Hwa Hwee ini, akhirnya Ali Sadikin terpaksa harus menghentikannya,” ungkap Firman Lubis dalam buku Jakarta 1950-1970 (2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira Adinegara memberikan pandangannya terkait kasus judi online. Belakangan, judi online kembali mendapat sorotan, kendati bukan hal baru.

Bhima secara khusus menyoroti wacana pemerintah memberikan bantuan sosial kepada pelaku judi online. Menurutnya, jika direalisasikan, tidak tepat sasaran. Ada langkah lain yang dinilai bisa lebih solutif.

"Harusnya masuk panti rehabilitasi baik yang dikelola pemerintah maupun swasta. Jadi pemerintah cukup membiayai pelaku judi online selama di panti rehab," kata Bhima kepada Republika, Sabtu (15/6/2024).

Ia menerangkan, di pantai rehab pelaku judi online diarahkan ke hal-hal produktif. Intinya ke sesuatu yang positif. Salah satu contohnya adalah ada pelatihan wirausaha.

Paling penting, kata Bhima, orang tersebut bisa 'sembuh'. Dalam arti tidak mengalami ketergantungan pada kebiasan berjudi. Lalu ketika kembali ke masyarakat, ia memiliki pendapatan dari aktivitasnya selama rehabilitasi.

"Masih banyak orang miskin yang butuh DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) dibanding para pelaku yang miskin karena judi online," ujar Bhima.

Ia menilai judi online termasuk tindakan kriminal. Kurang tepat jika orang yang berkecimpung di aktivitas tersebut mendapat bansos. Sesuatu yang tidak masuk logika. "Ini artinya pemerintah mau subsidi pelaku judi online pakai uang negara," ujar Bhima.

Ia menilai pemerintah harus sepenuhnya fokus pada pencegahan. Menurutnya, judi online akan terus ada jika pemberantasan di hulu tidak serius.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemberian bansos untuk pelaku judi online masih sebatas usulan pribadi. Hal itu belum dibahas dengan pihak terkait lainnya.

Muhadjir menerangkan, tidak semua korban judi online bisa dimasukkan ke DTKS. Lalu kemudian menerima bansos. Pemerintah masih harus melihat kondisi ekonomi orang tersebut.

Intinya, menurut Menko PMK, judi online memiskinkan masyarakat. Korban dari aktivitas tersebut berpotensi menjadi masyarakat miskin baru. Masyarakan miskin berada dalam tanggung jawab pemerintah.

Terkait penanganan aktivitas judi online, Presiden Joko Widodo sampai turun langsung. Jokowi resmi membuat satuan tugas (Satgas) memberantas hal itu. Ada aturan yang baru saja ditetapkan.

Itu tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 21 Tahun 2024. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat (14/6/2024). Artinya telah berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Suara.com - Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengungkap bahwa saat ini sudah mulai bermunculan orang miskin baru karena jadi korban judi online.

Walaupun mereka telah melakukan perilaku yang ilegal yaitu judi online, orang-orang ini akan tetap menjadi tanggung jawab negara.

"Kami membenahi dari sisi dampaknya. Ya termasuk banyak yang menjadi (orang) miskin baru itu menjadi tanggung jawab kami, tanggung jawab dari Kemenko PMK," ujar Muhadjir.

Muhadjir mengatakan pihak PMK saat ini sudah banyak mendampingi korban-korban judi online, beberapa di antaranya adalah orang-orang yang hartanya habis setelah kalah judi online.

Baca Juga: Panglima TNI Akan Pecat Anggota Terlibat Judi Online, Termasuk Oknum yang Gelapkan Dana Kesatuan untuk Judol?

Demi mengatasi hal ini, para nama korban judi online nantinya akan dimasukkan ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), sehingga terdaftar sebagai penerima bantuan sosial (bansos) dari negara.

“Kami sudah banyak memberikan advokasi mereka yang korban judi online ini. Kemudian kami masukkan di dalam DTKS sebagai penerima bansos ya,” ungkapnya.

Selain itu, korban-korban judi online yang mengalami masalah kejiwaan juga akan dibina dengan bantuan serta koordinasi bersama Kementerian Sosial (Kemensos).

“Kemudian mereka yang mengalami gangguan psikososial kami minta Kemensos untuk turun melakukan pembinaan dan memberi arahan," pungkasnya.

Praktik judi online memang semakin marak terjadi di Indonesia. Sudah banyak memakan korban dan penggunanya makin meluas hampir ke segala kalangan.

Baca Juga: Nggak Ada Ampun, Panglima TNI Bakal Pecat Prajurit Yang Terlibat Judi Online

Muhadjir menyebut praktik tersebut tak hanya dilakukan oleh masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah, tetapi Kaum intelektual pun menjadi korban dari judi online.

"Tidak hanya segmen masyarakat tertentu, misalnya masyarakat bawah saja. Tapi masyarakat atas juga mulai banyak, termasuk kalangan intelektual, kalangan perguruan tinggi juga banyak yang kena juga," imbuhnya.

JEDAG JEDUG SOUND, Ecko Show, Bossvhino

IDXChannel—Kisah seorang yang bangkrut dan jadi miskin karena judi slot online, dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk menghindari judi dalam bentuk apa pun. Sebab menang kalah dapat ditentukan sepenuhnya oleh bandar.

Mulai banyak cerita pengalaman bangkrut gara-gara judol tersebar di internet, sebagian di antaranya bahkan dikisahkan sendiri oleh individu yang bersangkutan. Salah satunya adalah Bayu Erlangga.

Bayu telah beberapa kali diundang oleh beberapa figur publik di kanal YouTube-nya untuk membagikan pengalamannya selama terjerat judi, misalnya saja Grace Thahir dan Abraham Samad di kanalnya masing-masing.

Bayu Erlangga mulai masuk ke lingkaran judi online saat usahanya mulai bangkrut karena pandemi covid-19. Dalam kanal YouTube Grace Thahir (gt.bodyshot), Bayu membagikan cerita awal mulanya tergiur untuk bertaruh di judi slot online.

“Lucunya, orang yang judi online itu bukan orang-orang yang punya uang. Justru di saat dia nggak punya uang, dia butuh fast track untuk kembali ke kondisi sebelumnya. Kalau kondisi finansial baik, justru tidak butuh judi online,” kata Bayu.

Bayu pun mengaku dia terpengaruh oleh teman-temannya yang lebih dulu bermain judi. Alasannya pun sama, ingin kembali ke kondisi finansial semula dengan jalur cepat. Bayu yang penasaran akhirnya mencari tahu ke teman-teman dekatnya.

Apalagi, pada masa itu iklan judi online hampir ada di mana-mana. Saat itu, kata Bayu, orang-orang pun lebih mudah mengunggah sesuatu yang berkaitan dengan judi, karena peraturan belum seketat sekarang.

Awalnya, Bayu hanya bermain dengan uang Rp100.000 saja dan langsung kalah dalam permainan slot jackpot. Per satu game itu Rp400 saja, dengan maksimum satu kali tekan Rp1 juta. Dari situlah rasa penasarannya muncul.

Lalu setelah enam bulan berjudi, Bayu mulai meningkatkan jumlah depositnya. Selama enam bulan itu, sebenarnya Bayu mulai putus asa. Namun pada saat itu juga dia mendapatkan kemenangan pertamanya.

Bayu mengaku pernah mendapatkan kemenangan Rp10 juta. Dalam wawancara dengan Abraham Samad, Bayu juga mengatakan pernah menang hingga Rp300 juta dalam empat kali penarikan.

Sebenarnya selama enam bulan itu pun, Bayu masih menerima penghasilan dari pekerjaannya. Namun tetap dipakainya untuk judi, berharap agar uang itu berlipat ganda secara instan.

“Makin hancur ternyata. Semakin besar kemenangan yang saya dapat, semakin besar uang yang saya masukin. Ini berulang-ulang terus. Sampai total saya putuskan untuk selesai, dua kendaraan sudah hilang (terjual) dan semuanya berantakan,” aku Bayu.

Dua tahun dia berjudi, tidak ada perubahan positif dalam hidupnya. Teman-temannya yang dulu memengaruhinya ikut berjudi, pun ikut berantakan hidupnya. Syukurnya, Bayu akhirnya mendapatkan pekerjaan yang dapat membuatnya keluar dari lingkar perjudian.

Keputusannya untuk berhenti pun tidak seketika, sama seperti penjudi pada umumnya yang sulit lepas dari perjudian. Pertama-tama Bayu menerima kekalahan judi, menahan diri agar untuk tidak penasaran membalas kekalahannya dengan terus bermain.

Kedua, Bayu memutus akses secara total. Dia membatasi komunikasi dengan orang lain. Terkadang jaringan wifi pun diputusnya dari perangkat secara sengaja, handphone pun dia matikan dalam waktu yang cukup lama.

Bayu juga mengaku, sampai dia bercerita di kanal YouTube Grace Thahir, tak ada keluarganya yang mengetahui bahwa dulu dia pernah terjerat judi. Judi rupanya juga membuatnya tertutup dari keluarganya.

Seluk Beluk Judi Online dari Sudut Pandang Mantan Pelaku

Bayu bercerita, bahwa judi online juga menggunakan sistem referal. Jika satu pemain berhasil mengajak satu orang lain untuk bermain, maka pemain tersebut akan mendapatkan komisi.

Inilah mengapa Bayu berulangkali mengatakan lingkungan sangat mungkin memengaruhi seseorang untuk terjebak dalam lingkaran judi. Sebab sekalipun dia kalah bermain, pemain yang memberikannya referal tetap mendapatkan komisi.

Judi slot juga umumnya tampil dengan muka dan nama website yang berbeda-beda, namun permainannya sama. Meskipun namanya berbeda, permainan slot yang ditampilkan sebenarnya sama saja, kemungkinan besar dioperasikan dengan bandar yang sama.

Bayu juga mengingatkan bahayanya kecanduan judi bagi pelakunya, terutama jika pelaku masih berusia muda. Karena kecanduan judi tidak terjadi secara fisik, objek candunya bukan berapa minuman atau obat-obatan.

Namun dampak terjadi secara psikologis, membuat pelaku terus menerus denial (menyanggah kenyataan) dan pada akhirnya memengaruhi sikap dan keputusan yang diambilnya.

Dampak judi yang disampaikan oleh Bayu, sama persis dengan yang pernah dibagikan oleh Dennis Lim. Mantan pejudi dan pekerja judi yang kini aktif menjadi pendakwah dan mengedukasi orang lain untuk menjauhi judi.

Menurut Dennis Lim, candu judi membuat orang yang kalah merasa penasaran untuk mendapatkan kemenangan. Namun saat pemain sudah menang, judi membuatnya optimistis untuk terus bermain dengan harapan kemenangan kedua dan seterusnya.

Tidak ada exit strategy dalam permainan judi, kata Dennis, sehingga sangat tidak wajar untuk diteruskan. Padahal, investasi legal sekalipun memerlukan exit strategy untuk menekan real loss, sementara judi tidak.

Judi justru membuat orang kalah semakin penasaran untuk menang. Satu-satunya cara untuk berhenti judi adalah berhenti bermain, persis seperti yang dialami oleh Bayu. Kekalahan harus diterima, bukan dibalas dengan kembali bermain.

Itulah pelajaran dari kisah seorang yang miskin karena judi slot online. Bayu Erlangga yang usahanya sudah jatuh bangkrut, malah semakin terpuruk kondisi ekonominya gara-gara judi online.

Anda mungkin ingin melihat